Penulis : Hanafi
seputartuban.com – Sekitar 56 Dum Truck pengangkut tanah liat sebagai bahan baku semen gresik sempat terhenti atau lumpuh selama 2 jam akibat akses jalan diblokir massa dari Paguyuban Bumi Ronggolawe Tuban (PBRT).
Serta Barisan Warga Koro Bersatu (Barwatu) melakukan aksi unjuk rasa dengan melakukan penghentian operasional alat belat di tiga lokasi crusher komplek pabrik PT Semen Gresik, senin (21/05/2012).
Darno (33), sopir dum truck, warga Desa Kasiman, Kecamatan Kerek, Tuban, mengaku setiap harinya bekerja dengan sistem borongan. Sehingga dengan adanya aksi ini, dirinya mengeluhkan. Karena dia tidak bisa lagi bekerja dan mengirim bahan baku semen, dan otomatis pendapatnya juga turut menurun.
Bapak 2 anak itu juga mengaku setiap satu kali pengiriman dirinya mendapatkan upah Rp.5.000, untuk sehari dia mampu mengirimkan 10 kali, sehingga total pendapatan yang dia peroleh menjadi sopir Dum Truck pengangkut bahan baku semen sebesar Rp.50.000. “Hasil itu sudah bersih mas, dipotong biaya solar dan lainnya,” tuturnya.
Selain mengakibatkan penurunan pendapatan para sopir, aksi pemblokiran jalan dan penghentian operasional berat ini juga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Pasalnya dengan berhentinya 3 Crusher dan puluhan dump truck pengangkut bahan semen juga mengakibatkan proses produksi menjadi terganggu. Yang semestinya dalam kurun waktu 2 jam tersebut dapat melakukan proses produksi menjadi terganggu. Sehingga ada potensi pendapatan yang hilang akibat pemblokiran warga.
Terpisah, Kasi Bina Lingkungan UTSG, Marsudianto, saat dikonfirmasi soal akses dump truck yang diblokir dan berapa jumlah kerugian akibat aksi ini tidak mendapatkan jawaban. Bahkan saat dikonfimasi melalui ponselnya sedang tidak aktif.
Foto : Dump truck berhenti beroperasi lantaran akses jalan diblokir demonstran