Proyek Drainase Jalan Provinsi “Akal Bulus” Keruk Untung

RENGEL

DIBIARKAN MENGANGA: Proyek pembanguan drainase di Jalan Provini Dusun Logawe, Rengel, yang justeru membuat warga resah. (foto: ARIF AHMAD AKBAR)
DIBIARKAN MENGANGA: Proyek pembanguan drainase di Jalan Provini Dusun Logawe, Rengel, yang justeru membuat warga resah. (foto: ARIF AHMAD AKBAR)

seputar tuban.com-Warga Dusun Logawe, Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, resah akibat buruknya pembangunan drainase yang menjadi paket proyek pelebaran jalan provinsi di jalur yang menghubungkan Tuban-Bojonegoro tesebut.

Keresahan warga dipicu pembangunan saluran air yang sempit dan dangkal. Kondisi ini saat musim penghujan datang dipastikan akan membuat air meluber ke jalan raya. Selain itu, sejumlah rumah yang berada di sisi selatan jalan akan jadi sasaran banjir bandang, karena posisinya lebih rendah dari jalan.

Menurut warga, menilik pengalaman sebelumnya waktu penghujan tiba kapasitas drainase yang ada saat ini tidak dapat menampung air dari arah perbukitan yang berada di sebelah utara jalan. Bisa dipastiak air mengalir lebih deras dan meluber ke pemukiman warga.

“Terkesan proyek ini dikerjakan asal-asalan. Tidak ada papan proyek, sehingga publik tidak tahu siapa pemborongnya dan berapa anggarannya,” tutur warga setempat Ahmad, Kamis (30/10/2014) siang.

Selain itu, sambung dia, pengerjaan proyek drainase yang berada di depan pekarangan warga juga tidak ada penutupnya. Begitu selesai langsung ditinggalkan begitu. Sejumlah pasangan beton persegi maupun silinder yang semula dipasang warga di atas saluran air semi permanen dengan biaya sendiri, dirusak dengan alasan memudahkan pekerjaan.

“Tapi setelah proyek drainase selesai dikerjakan tenyata tidak dipasang lagi. Kata pelasana proyek tidak ada gambar dan anggaran untuk penutup drainase,” imbuh Iman disamping warga lainnya.

Kejanggalan lain, sebut warga, pembangunan drainase tersebut juga terkesan dijadikan sumber penghasilan rekanan mengeruk keuntungan dari proyek pelebaran jalan provinsi sepanjang 2 kilometer, yang membentang mulai depan KUA Kecamatan Rengel hingga Pasar Desa Rengel itu.

“Ternyata nggak semua dipasang drainase. Buktinya, saluran air semi permanen dari tumpukan batu kumbung depan Balai Dusun Logawe tidak dibongkar,” kata warga lainnya.

Sementara Direktur PT Timbul Jaya Persada Heri Subagyo yang mengaku sebagai pelaksana proyek, bersikukuh  dalam melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan gambar yang di sediakan dari pihak konsultan perencana pekerjaan.

“Kami merasa kebingungan di lapangan, kerena sebagian warga meminta volume pekerjaan di perlebar. Sedangkan pada rencana anggaran biaya (RAB) hanya menyebutkan luas dan rincian perhitungan sesuai dengan yang kami kerjakan. Sedang papan proyek memang belum kami pasang karena praktik pengerjaannya belum finis,” tuturnya panjang lebar.

Sedangkan Miskandar yang mengaku pelaksana lapangan Dinas PU Bina Marga Pemprov Jatim, mengatakan pihaknya tetap akan menampung segala bentuk aspirasi masyarakat.

“Tapi kami tidak bisa semena-mena mengubahnya seperti membalikkan tangan. Sementara kami tampung aspirasi masyarakat dan akan kami akumulasikan untuk pengerjaan di tahun depan,” jelas Miskandar. ARIF AHMAD AKBAR

Print Friendly, PDF & Email