JENU
seputartuban.com – Sebuah kapal layar berukuran panjang 12 Meter X 7 Meter terdampar di pantai utara Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Kapal yang diawaki oleh 2 orang dari negara Afrika Selatan yakni Breadhly (36), dan Alfian (22) itu terdampar akibat mesin rusak sejak Kamis (28/11/2013).
Dua mesin boat tempel yang berada disisi belakang kapal juga patah kemudi. Sehingga mengakibatkan kapal tidak dapat dikendalikan. Kerusakan nampak pada sisi tengah bagian bawah kapal. Fiber yang terlapisi triplek terlihat rusak. Diduga akibat hantaman ombak dan mengenai batu karang.
Kini kedua awak kapal berhasil selamat dari amukan laut jawa. Setelah kapal terdampar dan tiang layar patah, kapal langsung ditambatkan di pantai. Kedua awak kapal sempat memperbaiki kapal dan mesinnya yang rusak. Nampaknya kerusakan bagian mesin parah dan mengharuskan dibawa ke bengkel di Surabaya.
Dengan bantuan warga sekitar yang bernama Mohammad Shohib (38) warga setempat, kedua awak berhasil membawa kedua mesin untuk diperbaiki. Kini kapal berwarna putih itu dititipkan kepada bapak 2 anak itu.
Saat dikonfirmasi, Jum’at (06/12/2013), Shohib mengatakan kapal sudah terdampar hampir 8 hari lalu. Saat itu, dikarenakan tidak banyak warga yang bisa berkomunikasi dengan ke 2 awak kapal, dirinya mencoba untuk membantu.
Diceritakan bahwa kedua awak kapal berlayar mulai dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali sejak Sabtu (23/11/2013) lalu. Perjalanan menuju Tanjung Perak, Surabaya. Mesin rusak karena kurangnya pendingin pada mesin boat tempel. Setelah berhasil diperbaiki selama 4 hari, kapal berhasil dijalankan dengan bantuan layar dan 1 mesin.
Sesampainya di perairan wilayah Kabupaten Lamongan, angin dan ombak besar menghempas kapal. Mesin kembali rusak, terpaksa awak kapal hanya menggunakan layar yang dikembangkan. Diduga tiang layar tidak kuat menahan angin, serta tidak seimbangnya dengan besarnya kapal, akhirnya patah. “Sempat setelah terdampar 2 awak saya temui. Terus yang 1 awak bisa berbahasa dengan saya. Minta bantuan unuk memperbaiki mesin,” katanya.
Setelah mendapat kendaraan pengangkut, 2 mesin tempel dan kedua orang Afrika itu ikut ke Surabaya. Adapun kapal dan beberapa peralatan dititipkan. Direncanakan setelah mesin bisa diperbaiki akan kembali dipasang. Dari keterangannya akan menuju ke Negara Singapura. “Katanya buat kapal itu habis Rp. 150 juta. Ini ajah masih ada bagian kapal yang belum selesai,” katanya. (han)