Krisis Kepercayaan Sebabkan Zadit Unggul di Desa Gaji

KEREK

Krisi Kepercayaan : Warga Desa Gaji saat membakar surat panggilan pemilih wujud boikot Pemilukada 2015, Rabu (9/12/2015)
Krisi Kepercayaan : Warga Desa Gaji saat membakar surat panggilan pemilih wujud boikot Pemilukada 2015, Rabu (9/12/2015)

seputartuban.com – Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban menjadi perhatian banyak pihak dalam Pemilukada 2015. Karena warganya melakukan aksi boikot Pemilukada dengan membakar surat panggilan pemilih, Rabu (9/12/2015).

Diduga kuat kasus sengketa tanah warga Desa Gaji dengan PT Semen Indonesia menjadi salah satu faktor turunya partisipasi warga datang ke bilik suara. Selain disebabkan sejumlah faktor lainya.

Hasil pemungutan suara di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) Desa Gaji, pasangan nomor urut 2  Zakky Mahbub dan Dwi Susiatin Budiarti (Zadit) memperoleh 943 suara. Sedangkan pasangan nomor urut 1 Fathul Huda dan Noor Nahar Hussein memperoleh 895 suara.

Sedangkan dari jumlah DPT sebanyak 6.273 pemilih, yang menggunakan hak pilihnya hanya 1.977 pemilih. Sedangkan total suara tidak sah dari 12 TPS sebanyak 139 suara.

Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan Pemilukada 2011. Dari 5,943 pemilih, yang menggunakan hak pilihnya di 12 TPS sebanyak 4,396 pemilih. Pasangan Hudanoor memperoleh 2.678 suara. “Yang punya lahan masih diperjuangkan itu kan keluarganya banyak, mungkin ikut merasakan apa yang kami perjuangkan,” ungkap Nasir, warga setempat.

Berbeda yang disampaikan Kepala Desa Gaji, Subroto, menurutnya kehadiran pemilih sangat sedikit tersebut bukan disebabkan aksi boikot warga. Nemun disebabkan faktor lain, yakni pemilih tidak mendapat buah tangan dari pasangan calon. “Rendahnya partisipasi pemilih bukan disebabkan karena adanya aksi warga tadi,” kata Kades Gaji.

Berbeda diungkapkan Ketua Panwaslih Tuban, Sullamul Hadi melalui pesan singkat Ponsel. Dia mengatakan kehadiran pemilih diklaim mencapai 50 persen hingga 60 persen. Disebabkan karena mayoritas penduduk Tuban adalah seorang petani, sehingga banyak warga yang tidak hadir karena musim tanam. “Mereka tidak hadir karena musim tanam, sehingga mereka banyak yang tidak hadir,” katanya.

Ditanya tentang pernyataan Kades Gaji yang secara tidak langsung tahun lalu ada buah tangan dari pasangan calon, Sullamul Hadi enggan menjawab. Namun dia menegaskan bahwa Pemilukada 2015 terlaksana secara demokratis dan tidak ada politik uang. MUHLISHIN

Print Friendly, PDF & Email