Korban Genderuwo Maibit Diruwat dan Ganti Nama

Ayu Sri Penganti, bocah perempuan 5 tahun yang diduga menjadi korban penculikan genderuwo Sendang Maibit di Desa Maibit Kecamatan Rengel, Sabtu (18/07/2015) petang lalu, hingga kini masih trauma.

DIRUWAT: Ayu Sri Penganti saat menjalani potong rambut di rumahnya Dusun Manding Desa Sandingrowo Kecamatan Soko, Senin (20/07/2015) siang.
DIRUWAT: Ayu Sri Penganti saat menjalani potong rambut di rumahnya Dusun Manding Desa Sandingrowo Kecamatan Soko, Senin (20/07/2015) siang.

seputartuban.com-Untuk menghapus trauma pasca dalam asuhan genderuwo semalaman, Ayu diruwat di kampung halamannya Dusun Manding Desa Sandingrowo Kecamatan Soko. Pra ruwatan diawali dengan menggunting beberapa helai rambut Ayu.

Selanjutnya potongan rambut beserta pakaian yang dikenakan saat dia ditemukan Minggu (19/07/2015) pagi kemudian akan dilarung di seputaran tempat tersebut.

Ruwatan ini dilakukan sebagai ikhtiar agar kejadian serupa tak terulang lagi. Ruwatan ini sekaligus untuk mengapus beban psikologis yang hingga kini masih membekas di alam pikiran Ayu.

Menurut Kandar, ayah Ayu, upaya lain untuk menyelamatkan masa depan anak ketiganya tersebut akan dilakukan ritual ganti nama dengan cara brokohan atau walimatut tasmiyah ulang.

Sebab, menurut Kandar, setelah berkonsultasi dengan sesepuh desa dan orang pintar dia disarankan untuk segera mengganti nama Ayu Sri Penganti dengan nama lain.

Karena nama inilah yang diduga membuat anaknya sempat menarik penghuni Sendang Maibit untuk mengasuhnya.

Kandar mengakui, nama anaknya Ayu Sri Penganti memang punya kemiripan dengan wanita rupawan legenda Desa Maibit bernama Sri Penganti yang kemudian hingga kini dikenal sebagai Lanjar Maibit.

Dia juga mengakui, nama itu bukan sekedar kebetulan. Kandar memang sengaja memberi nama anaknya Ayu Sri Penganti dengan harapan kecantikan dan kehalusan budi pekertinya menitis pada anaknya tesebut.

Kandar sendiri adalah lekaki kelahiran Desa Maibit yang kemudian menikah dengan Kamsri asal Desa Sandingroro Kecamatan Soko.

HAPUS TRAUMA: Kandar, ayah Ayu Sri Penganti, menyatakan akan segera mengganti nama anaknya untuk menyelamatkan masa depannya.
HAPUS TRAUMA: Nurhadi, Tokoh Masyarakat Desa Maibit.

“Saya sama sekali tidak mengira kalau nama yang saya ambil dari legenda Lanjar Maibit akan berdampak seperti ini. Agar peristiwa ini tak terulang dan demi menyelamtkan masa depan Ayu, kami akan segera mengganti namanya,” terang lelaki 55 tahun saat ditemui seputartuban.com di rumahnya Dusun Manding Desa Sandingrowo disamping Kamsri isterinya yang kini berusia 45 tahun, Senin (20/07/2015) sore.

Ayu Bukan Korban Pertama

Sementara ditemui tepisah, Nurhadi warga RT 06 RW 02 Dusun Maibit Kulon, mengatakan peristiwa penculikan yang diduga dilakukan genderuwo Sendang Maibit bukan kali pertama.

Kata dia, dalam dua bulan terakhir sudah ada tiga anak perempuan diduga menjadi korban penculikan genderuwo Sendang Maibit.

Menurut Nurhadi, seminggu sebelumnya seorang gadis 15 tahun warga sekitar juga hilang di kawasan Sendang Maibit sekitar pukul 07.30 Wib. Ketika itu dia sedang jalan-jalan pagi dan ditemukan petang hari sekitar pukul 18.30 wib.

“Rata-rata mereka hilangnya hanya dam kurun waktu 24 jam. Anehnya yang sempat diculik makhluk halus tersebut semuanya berwajah ayu,” tegas lelaki 58 tahun ini.

Ketiga orang yang sempat hilang tersebut seluruhnya kembali dalam keadaan linglung, rambut awut awutan, dengan baju compang-camping persis seperti saat Ayu Sri Penganti ditemukan.

Sampai sekarang, Ayu enggan berbicara dengan siapapun. Baik dengan orang tuanya sendiri maupun dari orang lain yang menemuinya. Dia cuma menangis jika ditanya terkait kejadian tersebut.

“Aku dijak bapak mlayu bunter terus mantok (saya diajak bapak lari terus pulang),” ucapnya terisak sembari sesekali memegangi luka di kakinya karena mengincak potongan batang pohon jagung.

Sebelumnya, gadis yang masih duduk di bangku TK tersebut dinyatakan hilang pada Sabtu (18/07/2015) petang, saat diajak orang tuanya salat magrib di musola Desa Miabit di sebelah rumah familinya Pardi (57).

Beberapa saksi melihat anak perempuan tersebut berjalan ke arah barat sangat cepat. Sementara tangan kanannya seperti ada yang menariknya.

Setelah dinyatakan hilang, warga segera mengabarkan ke tujuh desa di Kecamatan Rengel serta beberapa desa di Kecamatan Soko. Warga dan aparat Polsek Rengel kemudian menelusurinya ke berbagai arah sambil membunyi-bunyikan peralatan dapur.

Setelah semalaman mencari, Ayu kemudian ditemukan Minggu (19/07/2015) pagi di sela rerimbunan pohon bambu tak jauh dari Sendang Maibit. ARIF AHMAD AKBAR

Print Friendly, PDF & Email