Siwa SMA di Tuban Harus Bisa “Kromo Inggil”

TUBAN

BAHASA PERGAULAN: Para guru SMA sederajat dari seluruh Kabupaten Tuban saat mengikuti workshop bahasa Jawa di Aula Disdikpora, Kamis (23/10/2014) siang.  (foto: ARIF AHMAD AKBAR)
BAHASA PERGAULAN: Para guru SMA sederajat dari seluruh Kabupaten Tuban saat mengikuti workshop bahasa Jawa di Aula Disdikpora, Kamis (23/10/2014) siang. (foto: ARIF AHMAD AKBAR)

seputartuban.com-Sekolah merupakan institusi yang paling tepat untuk menggairahkan kembali bahasa Jawa kromo inggil sebagai bahasa pergaulan. Berkaitan itu Bupati Tuban Fathul Huda mengeluarkan kebijakan pemberlakuan muatan lokal wajib bahasa daerah, khususnya penerapan kembali bahasa Jawa pada siswa SMA sederajat.

Merespon kebijakan wajib menggunakan bahasa Jawa, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pemkab Tuban, menggelar workshop yang diikuti 200 guru SMA/MA/SMK negeri maupun swasta selama dua hari sejak Rabu (22/10/2014).

Kepala Bidang SMP, SMA/SMK Disdikpora Tuban, Nurkhamid, mengatakan digelarnya kegiatan tersebut bertujuan agar para sisiwa mampu menerapkan dan mempertahankan warisan budaya Jawa. Khususnya, dapat menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar sebagai bahasa pergaulan sehar-hari, yang belakangan mulai pudar.

“Workshop ini merupakan langkah awal mengawal peraturan Bupati Tuban tahun 2014, yang mengintegrasikan penekanan pada mata pelajaran Bahasa Jawa kembali dibumikan pada siswa SMA, MA dan SMK. Agar budaya berbahasa Jawa tidak terlupakan dan hilang tergerus zaman,” jelas Nurkhamid di Aula Disdikpora, Kamis (23/10/2014) siang.

Menurut dia, sejatinya tidak sulit untuk membiasakan siswa memakai bahasa Jawa kromo sebagai alat komunikasi. Sebab pada umumnya mereka sudah banyak menguasai kosa kata bahasa Jawa halus tersebut.

“Persoalannya sekarang adalah bagaimana mereka terbiasa dan akrab dengan bahasa tersebut. Tauladan guru kunci keberhasilannya,” katanya.

Sementara Kasi Kurikulum SMP/SMA Disdikpora Tuban, Heny Indriana, mengimbuhkan acara workshop kali ini bertujuan memberikan bekal pelajaran bahasa daerah pada guru.

“Agar para guru sebagai pengajar mampu mengajarkan bahasa daerah di seolahnya masing-masing dengan memberikan materi, silabus, sekaligus metode pembelajaran,”jelasnya dalam acara dimotivatori oleh Sukarman, ketua jurusan bahas Jawa Unesa Surabaya.  ARIF AHMAD AKBAR

Print Friendly, PDF & Email